Banten masih terbilang muda menjadi provinsi. Layaknya anak
muda yang penuh gairah, Banten terus menata diri dengan ragam potensi yang
dimilikinya. Kekhasan dan keunikan bisa ditemukan di provinsi pecahan Jawa
Barat ini. Mulai seni budaya, kuliner, wisata belanja, dan sisi religius
masyarakat dan budayanya.
Anda tentu mengenal seni debus atau masyarakat Badui yang
masih mempertahankan tradisinya. Di Banten, semua kekhasan ini bisa ditemukan.
Banyak lagi keunikan seni budaya yang menjadi daya tarik pariwisata Banten.
Banten merupakan sebuah provinsi yang memiliki
keanekaragaman seni budaya dengan sikap dan etika masyarakatnya yang terbuka,
bersahabat, dan penuh persaudaraan.
10 Jenis Tari Tradisional Asal Banten
1.
Tari Maler Bedug
Tari Maler Bedug, merupakan tari rampak bedug dengan sajian garapan baru yang dikembangkan dari keberagaman musik tradisi Khas Banten dengan mengambil pijakan gerak dari bedug Pamarayan dan Silat Trumbu.
Sajian Tari Maler Bedug yang
dinamis dapat ditampilkan sebagai tarian pembuka sebuah acara maupun sebagai
tari pertunjukan untuk menyambut tamu.
2.
Ngebaksakeun
Merupakan sebuah kreasi tari tradisi yang mengambil pijakan dari Sikat Trumbu gaya kabupaten Pandeglang. karya ini bertemakan tari penyambutan.
3.
Tari Grebeg Terbang
Gede
Grebeg diambil dari kosa kata bahasa Jawa Banten, yang memiliki arti dirempug, sebagai simbol dari masyarakat Banten yang religius, ramah, dan terbuka.
Tari Grebeg Terbang Gede ,
merupakan sebuah karya tari kreasi yang bercirikan Tradisi, yang berpijak pada
kesenian Terbang Gede dari Kota Serang, yang dikolaborasikan dengan pencak
silat khas Banten.
Tarian ini bertemakan tari
Selamat Datang, sebagai bentuk ungkapan penyambutan kehadiran tamu agung.
4.
Tari Topeng
Tarian ini dilakukan oleh satu orang pria atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Gerakkan tari ini tempak gemulai. Tarian topeng mengisahkan tentang seorang rasa yang balas dendam karena cintanya yang ditolak.
5.
Tari Cokek
Dahulu, tari Cokek hanya dimainkan oleh tiga orang penari wanita. Kini, pertunjukan Cokek seringkali dimainkan oleh 5 hingga 7 orang penari wanita dan beberapa orang lelaki sebagai pemain musik. Setiap kali pertunjukan, penampilan penari Cokek disesuaikan dengan ciri khas wanita Banten yakni mengenakan kebaya dan kain panjang sebagai bawahan. Biasanya, warna kebaya yang dikenakan para penari Cokek relatif berkilau ketika terkena sinar lampu, seperti hijau, merah, kuning, serta ungu. Yang tak pernah ketinggalan dari penari Cokek yakni sehelai selendang.
Di daerah Tangerang, tari Cokek
biasanya dimainkan sebagai pertunjukan hiburan saat warga Cina Benteng
menyelenggarakan pesta pernikahan. Warga Cina Benteng merupakan warga Tionghoa
keturunan yang tinggal di daerah Tangerang. Seringkali, tarian ini juga
dimainkan sebagai tari penyambutan bagi tamu kehormatan yang berkunjung ke
Tangerang.
Penari Cokek biasanya mengajak
pengantin lelaki atau beberapa orang tamu undangan untuk menari bersama. Ketika
diselenggarakan untuk menyambut tamu kehormatan, pejabat setempat dan tamu
kehormatan itulah yang mendapat kesempatan pertama menari bersama penari
Cokek.Tanda ajakan dari penari yakni sehelai selendang yang dikalungkan ke
leher para tamu. Masyarakat Tangerang beranggapan, jika sehelai selendang dari
penari Cokek telah dikalungkan, pantang bagi tamu itu ataupun siapa saja untuk
menolak. Penolakan itu diyakini dapat mencemarkan nama baik mereka sendiri.
Biasanya, para tamu itulah yang nantinya menari bersama para penari Cokek
hingga pertunjukan tari Cokek usai.
6.
Tari Dzikir Saman
Dzikir Saman yang ada di Banten berbeda dengan Saman yang ada di Aceh, disini para pemainnya terdari dari laki-laki dengan membentuk lingkaran. Sambil berputar, sambil menyebutkan shalawat Nabi Muhammad SAW. Seni Dzikir Saman ini tidak diiringi dengan perangkat alat musik, hanya nyanyian dengan menyebut asma Allah, alok dan gerakan tubuh yang berputar-putar. Seni ini sudah ada sejak dahulu, biasanya dalam acara tertentu seperti Khol Syeh Abdul Khodir Jailani, Rasullan, dan acara keagamaan lainya.
7.
Tari Katuran
Merupakan Tarian bertema penyambutan dan memiliki kandungan makna sebagai bentuk penghormatan dan sebuah ajakan untuk datang berkunjung ke Propinsi Banten, sebagai salah satu wilayah di Nusantara yang memiliki pesona Wisata Alam serta Seni Budaya yang indah, dan bercorak khas.
8.
Tari Gitik Cokek
Karya tari kreasi baru ini berpijak pada sebuah kesenian tradisional dari Kabupaten Tanggerang, yaitu Tari Cokek, tarian ini menggambarkan sosok figur para penari cokek saat ini.
Jika tidak karena bulan tidak
bintang meninggi hari Jika tidak karena tuan tidaklah saya datang kemari
Jika langit bergulung awan
Menoreh pena menggulung kanji Maksud hati menawan tuan Mencuri pandang mengikat
janji
9.
Tari Bedug Warnane
Merupakan karya seni kreasi tradisi Banten yang berpijak pada seni Rudat dan Terbang Gede yang dikolaborasikan dengan Kesenian Rampak Bedug Pamarayan dari Kabupaten Serang, Banten dan rampak bedug Pandeglang.
10.
Tari Gitek Ganjen
Berangkat dari sebuah kesenian tradisional Banten yaitu Tari Cokek. Karya ini menggambarkan prilaku remaja putri yang ingin menarik perhatian. “Ganjen“ merupakan kosa kata bahasa Jawa Banten, yang ditujukakan pada remaja putri yang lincah dan genit. Tari Gitek Ganjen dapat juga disajikan sebagai tari pergaulan, dimana penonton dapat turut serta menari.