Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
kebudayaan yang melekat pada masyarakatnya. Kebudayaan yang ada bermacam-macam
dengan corak khas Melayu yang sangat kuat.
Salah satu warisan kebudayaan yang masih tetap lestari
adalah senjata tradisional Aceh. Berbagai senjata tradisional Aceh masih sering
dijumpai dalam acara-acara atau rutinitas tertentu.
Senjata tradisional Aceh memiliki keterkaitan sejarah yang
kuat di masa lalu. Jenis-jenis senjata tradisional Aceh pun cukup beragam
dengan karakteristiknya masing-masing.
Mempelajari sejarah dan jenis-jenis senjata tradisional Aceh
akan mampu menggali kebudayaan Aceh lebih dalam. Berikut dideskripsikan sejarah
senjata tradisional Aceh beserta jenis-jenisnya.
A.
Sejarah Senjata
Tradisional Aceh Sebagai Warisan Kebudayaan Bangsa
Sejarah senjata tradisional Aceh
tidak bisa dilepaskan dengan peran kerajaan-kerajaan Aceh yang pernah berjaya
di masa lalu. Dahulu pada sekitar abad ke-12 M telah berjaya Kesultanan Aceh
yang memiliki kekuatan yang tangguh beserta kebudayaan-kebudayaan yang
dimiliki.
Pada awalnya senjata tradisional
Aceh sering digunakan untuk berburu atau untuk mempertahankan diri dari
serangan binatang buas. Namun dalam perkembangannya, senjata tradisional ini
digunakan untuk berperang melawan penjajah, yakni Portugis dan Belanda.
Beberapa jenis senjata
tradisional Aceh yang memiliki hubungan yang erat dengan sejarah Kesultanan
Aceh adalah Rencong dan Peudeung. Dulu, Rencong sering digunakan pada masa
pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah, yakni Sultan Pertama Aceh sebagai
senjata untuk menikam lawan.
Sedangkan Peudeung difungsikan
sebagai senjata untuk mencincang atau mentetak lawan. Keduanya menjadi
identitas kebudayaan yang melekat sejak abad ke-12 M. Pembuatan senjata
tradisional Aceh juga tidak terlepas dari beberapa kebudayaan lain yang muncul
yang menjadi inspirasi bagi masyarakat Aceh.
Desain dari beberapa Rencong dan
Peudeung juga terinspirasi dari senjata-senjata yang digunakan oleh Kesultanan
Turki dan Kerajaan-kerajaan Islam lainnya. Selain itu, desain pedang juga
dipadukan dengan desain khas Nusantara yang memiliki unsur Melayu yang kuat,
sehingga menampilkan identitas Indonesia yang begitu melekat.
B.
Jenis Senjata Tradisional
Aceh Lengkap Beserta Karakteristiknya
Kebudayaan-kebudayaan yang
diwariskan sejak zaman dulu akan memunculkan kebudayaan yang baru. Demikian
senjata tradisional Aceh terus mengalami pertambahan budaya, sehingga
menciptakan senjata tradisional yang baru. Berikut 10 jenis senjata tradisional
Aceh beserta karakteristiknya :
1.
Rencong
Sebagai senjata yang telah
dipakai sejak zaman dulu oleh Kesultanan Aceh, Rencong memiliki karakteristik
yang unik. Senjata Rencong memiliki ukuran yang kecil dengan bilah pisau yang
tajam, sehingga praktis untuk difungsikan.
Rencong milik Sultan dan
Keluarga Bangsawan biasanya dibuat dari bahan emas dengan sarungnya dari
gading. Sedangkan rencong untuk masyarakat umum dibuat dari bahan kuningan atau
besi berwarna putih dengan sarungnya dibuat dari kayu.
2.
Meupucok
Senjata ini masih tergolong
sebagai senjata rencong dengan beberapa modifikasi yang berbeda. Meupucok
bercirikan pucuk pisau yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang dibuat dari emas
yang ada di atas gagangnya.
Biasanya senjata ini digunakan
sebagai salah satu hiasan penting pada kegiatan-kegiatan resmi seperti acara
adat atau pertunjukan kesenian. Meupucok biasanya memiliki besi yang tipis,
panjang, dan runcing dengan gagang senjata yang melengkung.
3.
Meucugek
Sama seperti Meupucok, Meucugek
juga masih merupakan jeni senjata Rencong yang sering digunakan. Kata Meucugek
atau cugek ialah merujuk pada istilah perekat, yakni sebuah bahan yang
berfungsi memudahkan bagi penggunanya untuk menikamkan senjata tersebut ke
tubuh lawan/musuh.
Baja Meucugek biasanya berwarna
putih dengan ujung senjata yang sangat tajam yang efektif dalam menusuk lawan.
Gagang pisaunya juga cukup tebal dan kuat untuk menahan tangan ketika menikam.
4.
Meukuree
Meukuree ialah salah satu jenis
Rencong yang memiliki seni yang indah, yakni hiasan yang terlukis di sepanjang
bajanya. Biasanya hiasan yang terlukis adalah berupa gambar lipan, bunga, ular,
atau hiasan-hiasan menarik lainnya.
Gagangnya biasanya berwarna
hitam dengan bahan yang tebal dan melengkung sehingga nyaman untuk digunakan.
Sarung Meukuree biasanya dibuat dari bahan tanduk kerbau yang kuat.
5.
Pudoi
Satu lagi senjata tradisional
yang mirip dengan bentuk Rencong adalah Pudoi. Senjata ini disebut Pudoi karena
memiliki ciri khas gagang pisau yang berukuran pendek dan lurus, yang mana
dapat memberi kesan bahwa Rencong tersebut belum selesai.
Istilah Pudoi sendiri digunakan
pada sesuatu yang dirasa belum selesai atau sempurna. Namun, penggunaannya
cukup mudah, karena ukurannya yang kecil sehingga terasa ringan untuk
digunakan.
6.
Siwah
Siwah merupakan senjata
tradisional Aceh langka yang mirip Rencong dengan tampilan yang lebih elegan.
Bahan pembuat bajanya dan ganggangnya sama seperti Rencong dengan ujung baja
yang sangat tajam dan sarung yang tebal.
Seperti Rencong, Siwah digunakan
sebagai senjata untuk menyerang dan menusuk lawan, yang mana senjata ini sering
dipakai sebagai perlengkapan raja-raja.
Untuk jenis Siwah yang diberi
hiasan-hiasan yang terbuat dari bahan emas dan sarung serta gagang yang terbuat
dari bahan permata hanya digunakan sebagai perhiasan saja.
7.
Peudeung
Peudeung merupakan senjata
tradisional Aceh yang memiliki bentuk yang menyerupai pedang. Istilah Peudeung
sendiri merupakan nama lain dari pedang dengan corak khas budaya Aceh.
Senjata ini sering difungsikan
sebagai senjata untuk menyerang, karena memiliki bilah baja yang tajam dan
kuat. Peudeung sangat efektif untuk mencincang, menebas tubuh lawan, dan
sebagai senjata untuk mengalihkan perhatian lawan.
8.
Peudeung
Tumpang Jingki
Tumpang Jingki ialah salah satu
jenis Peudeung yang memiliki ciri-ciri berupa mulut pedang yang terbuka
sehingga terlihat unik dan langka sebagai salah satu jenis pedang. Peudeung
Tumpang Jingki ini didesain secara sederhana dengan baja berwarna hitam dan
gagang yang terbuat dari kayu. Karena memiliki komposisi baja yang padat,
pedang ini lebih berat, sehingga serangan yang dihasilkan lebih keras.
9.
Peudeung Ulee
Meu-Apet
Hampir sama dengan Peudeung
Tumpang Jingki, Peudang Ulee Meu-Apet memiliki karakteristik berupa bilah baja
yang panjang dan tajam, sehingga cocok untuk melibas lawan dari jarak yang
lebih jauh.
Selain itu sesuai dengan
namanya, Apet berarti penahan gagang agar tidak lepas dari bajanya, sehingga
pedang ini didesain memiliki badan yang cukup kuat untuk menghujam. Peudeung
Ulee Meu-Apet sangat cocok difungsikan untuk menebas dan mencincang lawan
dengan cepat.
10.
Peudeung Ulee
Tapak Guda
Peudeung ini memiliki ciri-ciri
berupa gagang yang mirip dengan telapak kuda. Gagang yang unik menjadi ciri
khas yang menonjol pada pedang ini. Desainnya cukup sederhana dengan gagang,
baja, dan sarung pedang yang sama dengan Peudeung lainnya. Peudeung Ulee Tapak
Guda juga efektif digunakan untuk mencincang lawan.
11.
Senjata-Senjata
Tradisional Lainnya
Selain berbagai senjata
tradisional diatas, Aceh juga memiliki senjata tradisional lain yang dibuat
lebih sederhana, seperti bambu runcing dan senjata lain yang menyerupai Rencong
dan Peudeuh.
Senjata-senjata tradisional yang
baru dibentuk dari senjata-senjata tradisional lama yang telah ada terlebih
dahulu, dan biasanya digunakan sebagai perlengkapan dalam acara resmi adat atau
beberapa pertunjukan kesenian.
Itulah sejarah dan jenis-jenis senjata tradisional Aceh yang
dapat dipelajari. Munculnya senjata tradisional Aceh tidak terlepas dari masa
kejayaan Kesultanan Aceh di masa lalu. Terdapat berbagai macam senjata
tradisional Aceh yang sampai saat ini masih tetap lestari.
Senjata-senjata tersebut memiliki corak Melayu, Nusantara,
dan Aceh yang begitu melekat sehingga menjadi salah satu warisan kebudayaan
Indonesia yang harus tetap dijaga.