Bengkulu merupakan sebuah provinsi yang terletak di barat
daya Pulau Sumatera.
Provinsi ini ditetapkan oleh pemerintah pada tanggal 18
November tahun 1968.
Meskipun terhitung provinsi yang masih muda, Bengkulu tidak
kehabisan cara dalam membuat kagum lewat kebudayaan.
Salah satu yang paling terkenal adalah Rumah adat Bubungan
Lima. Rumah adat ini dipercaya sudah ada sejak jaman kerajaan Indrapura pada
zaman dahulu kala.
Uniknya rumah adat ini sudah dirancang sedemikian rupa
hingga dapat menahan serangan gempa bumi.
A.
Rumah Adat Bengkulu
Bubungan Lima
Rumah adat Bengkulu sering
disebut Rumah Bubungan Lima. Rumah ini memiliki gaya arsitektur serupa dengan
rumah panggung yang lazim ada di Pulau Sumatera.
Nama Bubungan Lima diambil dari
bentuk atap rumah adat ini.
Sebenarnya masih banyak sebutan
untuk rumah adat Bengkulu seperti Bubungan Haji, Bubungan Jembatan dan Bubungan
Limas, tergantung dari dari fungsi serta daerahnya.
Rumah adat Bubungan Lima dibuat
dari susunan kayu berbahan kayu medang kemuning atau kayu balam yang banyak
ditemui di hutan kayu daerah Bengkulu.
Karakter kayu ini dirasa sangat
cocok dengan kondisi geografis daerah Bengkulu yang sering dilanda gempa bumi.
Kayu medang kemuning yang
bertekstur lebih lembut dari kayu lainnya akan ditancapkan pada batu yang besar
sebagai tiang penopang rumah adat ini.
Tiang ini akan dibuat sebanyak 15
buah dengan tinggi masing-masing mencapai 1-2 meter.
Hal ini dimaksudkan agar rumah
Bubungan Lima tetap tahan terhadap guncangan gempa bumi.
Terlebih, penggunaan batu datar
besar sebagai alas dapat mencegah pelapukan pada kayu tiang.
Pada pembuatannya tidak banyak
unsur adat yang harus diterapkan. Hanya saja, jumlah tangga di bagian depan
rumah haruslah berjumlah ganjil sesuai dengan ketentuan adat yang sudah
dipercaya sejak dahulu kala.
Sementara itu pada bagian atap
menggunakan ijuk sirap atau ijuk enau sebagai penutupnya.
B.
Bagian Rumah Adat
Bubungan Lima
Layaknya rumah adat lainnya,
rumah Bubungan Lima juga dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi
dan filosofinya masing-masing.
1.
Bagian Atas
Bubungan Lima
Di bagian atas rumah adat
Bengkulu ini terdapat atap yang terbuat dari ijuk.
Seiring berjalannya waktu,
banyak material lain digunakan sebagai pengganti, seperti seng dan juga susunan
bambu.
Atap akan dibuat sesuai bentuk
khas rumah Bubungan Lima. Sementara plafon rumah ini dibuat dari papan halus
yang biasa disebut pelupuh.
Rumah Bubungan Lima juga
memiliki balok panjang di bagian atas yang disebut Peran sebagai penghubung
tiang-tiang yang ada.
Sementara itu, atap akan disusun
di sebuah kerangka bernama Kap tempat Kasau menempel.
2.
Bagian Tengah
Bubungan Lima
Bagian tengah rumah adat
Bengkulu dikelilingi oleh dinding yang dibuat dari papan kayu dan juga pelupuh.
Sementara bagian kusen tempat
pintu dan jendela berbentuk seperti biasa.
Uniknya, ventilasi udara atau
yang disebut Tulusi akan dihias dengan berbagai hiasan dan ukiran untuk
memperindah tampilan rumah ini.
Ada pula tiang penjuru. Piangung
atau tiang penjuru halaman. Tiang tengah. Serta Bendok, sebuah balok panjang
yang melintang di dinding.
3.
Bagian Bawah
Bubungan Lima
Sebagai alas, di bagian bawah
rumah adat Bengkulu lazim menggunakan susunan papan, bambu serta pelupuh.
Sementara Geladan menggunakan
delapan susun papan dim yang lebarnya 50 cm terpasang menyeluruh di dinding
luar persis di atas balok.
Beberapa struktur lainnya di
bagian bawah rumah Bubungan Lima antara lain, penutup balok yang diletakkan di
bagian luar rumah sepanjang tembok depan disebut Kijing.
Sedangkan balok tempat
menempelnya lantai yang berukuran tidak begitu besar diberi nama Tilan.
Sebagai pelengkap Tilan,
masyarakat Bengkulu akan menambahkan Bidani, sebuah bambu tebal yang dipasang
melintang di lantai.
Hal ini bertujuan untuk mencegah
serangan binatang buas dari bagian bawah rumah. Pelupuh untuk kamar tidur utama
disusun sejajar dengan papan lantai.
Dan sebagai dasar pondasi rumah,
ada batu datar yang besar yang disebut Lapik Tiang.
C.
Filosofi Bubungan
Lima
Ciri khas dari rumah Bubungan
Lima adalah bentuk atapnya yang sangat mudah dikenali.
Atap berbentuk limas ini dapat
mencapai tinggi 3-4 meter.
Inilah perbedaan mencolok rumah
adat Bengkulu dengan rumah adat lainnya di Indonesia.
Terlebih, tidak hanya sekedar
indah gaya arsitektur yang dipakai di rumah ini juga sangat memperhatikan
fungsi dan kegunaannya.
Tiang-tiang penopang disusun
sedemikian rupa agar rumah Bubungan Lima tahan gempa.
Selain, tangga di bagian depan
haruslah berjumlah ganjil menurut kepercayaan yang dianut masyarakat ada juga
ketentuan adat saat menaikkan bubungan rumah.
Pemilik rumah haruslah membuat
upacara adat penolak bala dengan menggantung hasil bumi seperti pisang mas,
batang tebu, setawar dingin, kondur pada bagian bubungan rumah.
D.
Fungsi Ruangan Rumah
Adat Bubungan Lima
Pada dasarnya, rumah adat
Bubungan Lima bukan merupakan rumah tinggal yang umum ditinggali oleh
masyarakat biasa.
Bubungan Lima ini diperuntukkan
bagi pemuka, tetua adat atau penghulu.
Bagi rakyat biasa, mereka akan
menempati rumah yang mirip seperti Rumah Umeak Potong Jang, Rumah Kubung
Beranak dan sebagainya.
Sebagai rumah ketua adat, Rumah
Adat Bubungan Lima memiliki beberapa ruangan yang sudah didesain dan dibedakan
berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan fungsinya, maka
susunan rumah adat Bengkulu terbagi atas:
1.
Berendo
Ruangan ini adalah tempat untuk menjamu tamu-tamu jauh. Terlebih, Barendo
juga berfungsi sebagai ruang untuk bersantai bersama keluarga. Ruangan ini
memiliki fungsi yang sangat fleksibel.
2.
Hall
Ruangan Hall digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu yang dikenal
baik oleh keluarga. Ruangan ini dipakai untuk menjamu tamu yang datang baik itu
kerabat atau tokoh yang disegani. Hall juga merupakan tempat utama berkumpul
keluarga besar.
3.
Bilik Gedang
Ruangan ini adalah kamar utama dari rumah adat Bengkulu. Selayaknya kamar
utama pada rumah, kamar ini diperuntukan bagi orang tua serta anak yang masih
kecil di rumah Bubungan Lima.
4.
Bilik Gadis
Bilik gadis ialah kamar yang digunakan oleh anak perempuan. Ruangan ini
terletak di sebelah kamar utama atau bilik gedang.
5.
Ruang Tengah
Ruang tengah berfungsi sebagai tempat menerima tamu ibu rumah tangga dan
juga tamu yang menginap. Maka dari itu, ruangan ini hanya berupa ruang kosong
yang beralas karpet. Ruang tengah juga dipakai untuk tidur oleh bujang
keluarga.
6.
Garang
Bagian rumah satu ini biasa digunakan sebagai tempat cuci-cuci dan
sekaligus gerigik menyimpan air. Biasanya ruangan ini terletak di sebelah dapur
sebagai tempat mencuci perabot masak
7.
Dapur
Dapur pada rumah Bubungan Lima biasanya ada diantara ruang makan dan
garang.
Sekian penjelasan lengkap tentang rumah adat Bengkulu.
Keunikan segala budaya di Indonesia sudah sepatutnya kita jaga dan lestarikan
bersama.
Dengan begitu kekayaan budaya di negeri ini akan selalu
terjaga sampai anak cucu kita.